Penyebab Kemarahan pada Si Kecil


PARA ayah dan ibu sesekali pasti pernah merasa kewalahan melihat tingkah si kecil yang ngambek dan uring-uringan tanpa diketahu penyebabnya. Akan merepotkan bila tangis dan rengeknya tak jua berhenti serta marahnya tak terkendali, sementara kemarahan orang tua berbatas.
Dapat dimaklumi bahwa karena anak belum dapat mengenali bentuk emosinya, maka ia cenderung akan marah jika ada yang mengganggu perasaannya.
Adalah tugas kita, orang tua, untuk membimbing tumbuh kembang si kecil. Arahan dan bantuan orang tua maupun lingkungan sekitar akan diperlukan agar anak dapat tumbuh dengan bekal kecerdasan emosi yang kuat. Sebab penelitian menunjukkan 80 % keberhasilan seseorang bergantung pada kecerdasan emosionalnya, sedang 20 % sisanya dari kecerdasan kognitif.
Anak yang berkecerdasan emosi berciri: mampu belajar mengidentifikasi emosinya, mengekspresikan perasaannya, mengelola dan mengendaloikan emosinya, menunda ledakan emosi, membedakan antara perasaan dan tindakan, serta mengurangi tekanan diri akibat emosi. Baca lebih lanjut

Mengasah Memori Anak


PERAN orangtua sangat penting dalam proses pembentukannya dalam membentuk memori anak. Hal tersebut harus dilakukan sejak dini agar anak dapat berkembang dengan baik.

1. Perhatikan asupan gizi

Daya ingat merupakan bagian dari kognitif anak dan dipengaruhi oleh faktor fisiologis (fisik) dan lingkungan. Orangtua harus memerhatikan asupan makanan – berkaitan dengan perkembangan otak dan organ tubuh lainnya – mulai janin masih dalam kandungan hingga lahir. Jika dalam kandungan sudah bermasalah, maka akan memengaruhi perkembangan janin, khususnya otak. Baca lebih lanjut

“Memahat” Karakter Anak


ImageKarakter anak terbentuk dari pola pengasuhan dan pribadi orangtua. Ibaratnya, orangtua merupakan “pemahat” dan anak adalah “pahatan” yang diproses mulai dari usia dini sampai beranjak dewasa.

Ada pameo yang bilang pendidikan yang paling baik adalah pendidikan yang dilakukan melalui contoh. Rumus ini selaras dengan prinsip dakwah nabi, dakwah bil hal, atau dakwah dengan perbuatan. Dengan demikian anak memperoleh model untuk dijadikan teladan dalam membentuk pengetahuan dan karakternya.

Menurut psikolog Dra Nana Maznah P, M.Si, karakter bukan sekadar perkataan tentang siapa kita. “Kita akan menentukan apa yang kita lihat, sedangkan apa yang kita lihat akan menentukan apa yang kita perbuat,” ujar Nana Maznah yang juga anggota Departemen Pendidikan Umum dan Pelatihan DPP LDII. Karakter seseorang tidak dapat dipisahkan dari perbuatan. Baca lebih lanjut

Tips membuat anak senang Membaca


Buatlah Membaca itu Menyenangkan untuk Anak

Membaca-Itu-Menyenangkan-untuk-AnakSobat Generus Indonesia, menumbuhkan minat baca pada anak-anak dapat dimulai sejak dini. Caranya, bukan dengan menjejalinya dengan buku yang bertumpuk-tumpuk. Cobalah untuk mengenalkannya dengan aktivitas membaca. Buat suasana yang menyenangkan, sehingga ia pun akan senang menjalani aktivitas ini.
Membaca dengan suara keras dapat menimbulkan kegembiraan, bukan hanya bagi orangtua, tetapi seluruh anggota keluarga. Ini beberapa tips yang bisa sobat  terapkan:

  1. Bacalah dengan sedikit “drama” dan penuh keceriaan. Gunakan suara yang berbeda untuk karakter yang berbeda dari sebuah cerita. Gunakan nama anak sobat sebagai nama salah satu karakter. Buatlah seolah-olah seperti boneka tangan dan gunakan mereka untuk memperagakan cerita-cerita yang sobat bacakan. Baca lebih lanjut

Guru Masih terlalu Dominan di Kelas


Siswa-AktifJAKARTA, KOMPAS.com – Proses belajar-mengajar di sekolah kerap membosankan dan tidak menyenangkan karena guru yang terlalu dominan di ruang kelas.
Siswa tidak diberikan kebebasan untuk mengekspresikan pendapat yang berbeda sehingga mematikan kreativitas siswa,” kata Wakil Menteri Pendidikan Nasional Fasli Jalal dalam diskusi panel Pendidikan Profesi Guru di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Sabtu (4/12/2010)”
Apa masalah utama dalam pelaksanaan pendidikan kita (selain korupsi), Yaitu ‘Siswa tidak diberikan kebebasan untuk mengekspresikan pendapat yang berbeda sehingga mematikan kreativitas siswa’. – Apakah kita mungkin dapat berharap anak-anak kita akan Aktif (maupun Pro-Aktif), Kreatif, dan Mampu Berkontribusi Kepada Perkembangan Indonesia dengan Pembelajaran-Pasif?
Kunci-nya untuk mencapaikan mutu pendidikan yang Tingkat Dunia adalah Pembelajaran-Aktif (Student-Centred) dan Kontekstual.

Langkah Pertama:

Baca lebih lanjut

Pentingnya Pendidikan


Pentingnya Pendidikan
Pentingnya-PendidikanSobat GenerusIndonesia, pendidikan adalah salah satu hal yang penting kita perhatikan, pentingnnya pendidikan sangat terlihat jelas. Melamar pekerjaan yang layak tentu membutuhkan ijazah sesuai dengan jabatan yang akan kita lamar. Jabatan yang tinggi tentunya membutuhkan orang yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi juga yang dibuktikan dengan ijazah. Tapi apakah ijazah yang notabene merupakan simbol tingkat pendidikan sesorang berbanding lurus dengan pengetahuan yang dimiliki. Hal ini patut kita perhatikan dan amati bersama, apalagi di era globalisasi yang penuh persaingan dan tidak sedikit orang yang menghalalkan segala cara untuk memenangkan kompetisi tersebut.
Pendidikan pada dasarnya memberikan kita pengetahuan bagaimana bersikap, bertutur kata dan mempelajari perkembangan sains yang pada akhirnya bisa dimanfaatkan untuk khalayak banyak. Tapi apa yang terjadi sekarang pendidikan menjadi ajang untuk mencari nafkah uang, uang dan uang. Berbagai cara orang lakukan untuk mendapatkan label Sarjana agar dapat diterima pada sebuah instansi. Dan tidak sedikit yang menempuh jalur yang tidak benar yang biasa kita kenal dengan sogok menyogok dan Nepotisme.
Pentingnya pendidikan pun hilang ditelan ganasnya kebuasaan manusia yang hanya merasa hidup ketika berduit. Padahal pendidikan tidak mengajarkan seperti itu, pendidikan itu penting tapi sangat jarang orang mengetahui secara spesifik pentingnya pendidikan. Baca lebih lanjut

UN 2013 “Antara Pelaksanaan dan Realitas”


ImageDalam setiap UN dari tahun ke tahun, Kecenderungan mengantisipasi ujian nasional umumnya guru akan disibukkan dengan membuat prediksi soal UN. Seorang guru saat ini dibebani dengan tanggung jawab secara moril atas kelulusan siswa /siswi yang mereka didik pada Ujian Nasional. Berbeda dengan sistem di tahun 1990 an sampai tahun 2004, dimana guru tidak perlu terlalu memikirkan tentang kelulusan siswa dalam ujian nasional, guru hanya dibebani dengan tugas mengajar sedangkan hasil dari kelulusan itu sepenuhnya digantungkan kepada siswa itu sendiri. Perbedaan ini karena di masa itu belum ada standarisasi mengenai nilai Ujian Nasional, sedangkan saat ini siswa dibebani dengan nilai ujian nasional minimum yang harus mereka capai untuk dapat lulus dari sekolah.

Ujian Nasional – UN 2013 sebentar lagi akan digelar, mulai dari UN SMA maupun tingkat SMK, SMP/Mts, Juga sekolah Dasar (SD). Paradigma ujian nasional ini masih menjadi fenomena perdebatan hingga tingkat politik. Sangat miris memang ketika pendidikan juga harus menjadi korban politik. Kita bisa melihat gambaran pada UN 2012 lalu, dimana para elit-elit politik berkoar-koar tentang system Ujian Nasional dengan membawa nama Partai Mereka masing-masing. Menjadi pertanyaan Apakah kita ini sedang meningkatkan pendidikan bagi partai atau kita sedang berusaha mencerdaskan dan meningkatkan keilmuan dari calon penerus bangsa ini? Baca lebih lanjut

Tips Belajar Menyukai Matematika


Gambar-Perkalian-MatematikaSobat GenerusIndonesia ada yang masih males belajar matematika?, jangan lagi! kali ini GenerusIndonesia akan mengupas tips belajar matematika yang akan membuat sobat menyukai atau bahkan jatuh cinta pada matematika. Sebenarnya tips ini bisa dipraktekkan pada semua mata pelajaran lain.
Berikut 7 (tujuh) tips belajar matematika yang baik:

1. Biasakan jangan hanya menghafal.

Menghafal itu penting dalam proses pembelajaran, namun kebiasaan yang hanya menghafal akan membuat Sobat seperti burung beo yang bisa bicara tapi tidak mengerti apa yang dikatakannya. Salah satu kelebihan manusia dibandingkan makhluk-Nya yang lain adalah dibekalinya kita akal. Akal kita jauh lebih pinter daripada komputer (Sobat pasti sepakat karena komputer yang bikin juga manusia kan?..hehehe), namun dalam hal menghafal kita kalah dengan komputer, karena komputer diciptakan hanya untuk fungsi itu sedangkan pikiran kita tidak hanya kita gunakan untuk menghafal saja, masih banyak yang lain (mikir OSIS, ekstrakurikuler, belajar kelompok…dll)

2. Mengerti dan fahami Baca lebih lanjut

TIPS Mencari Sekolah Ideal


TIPS MENCARI SEKOLAH IDEAL

Gedung-Sekolah-siswa-modernSetiap menjelang tahun ajaran baru, hampir semua orangtua bingung mencari sekolah yang tepat untuk anak-anaknya. Sebagai orangtua, tentu kita ingin memberikan yang terbaik untuk anak-anak. Namun yang ada, Anda justru pusing dibebani segudang pertanyaan. Seperti apa bentuk sekolah yang baik dan ideal? Apakah harga menjamin kualitas yang diberikan? Dan lain sebagainya. “Ideal” menurut kamus bahasa Indonesia artinya “sesuai dengan yang diharapkan”.Tentunya orang tua berharap sekolah yang dipilih akan mampu menjadi tempat mengembangkan kemampuan anak secara optimal. Berikut ini, penulis mencoba memberikan tips bagaimana mencari sekolah yang ideal atau tepat bagi anak-anak. Baca lebih lanjut

Menanamkan Anti Kekerasan dari Rumah


Menanamkan Anti Kekerasan

Keluarga seharusnya berperan penting untuk membentengi anak agar tidak terjerumus ke dalam tindakan kriminalitas termasuk tawuran. Sayangnya, belum semua keluarga menyadari peran penting ini.

Menanamkan-anti-kekerasan-dari-rumah-dari-pengaruh-TVMenteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Sari Gumelar mengatakan hal ini menanggapi kekerasan antarpelajar di Jabodetabek yang kian marak dan menakutkan. Sebelumnya, Komisi Nasional Perlindungan Anak mencatat lonjakan angka tawuran dari 128 kasus pada 2010 menjadi 339 kasus di 2011. Sejumlah 82 orang meninggal akibat tawuran. “Karena kesibukan yang padat dan kemajuan teknologi, orang sering kali lupa dengan orang lain, termasuk anak-anak mereka. Anak selalu menjadi korban,” ujar Linda, Rabu (21/12).
Kemajuan teknologi yang dimaksud Linda adalah ketika orang menjadi sibuk dengan gadget mereka. Keasyikan berinteraksi di dunia mayajustru mengurangi kualitas komunikasi orang-orang yang hadir secara fisik. Selain itu, tayangan kekerasan di televisi juga memengaruhi anak. Belum lagi bila anak juga terbiasa melihat orangtua mereka bertengkar dan terjadi kekerasan fisik.
Kalau anak terus-menerus menyaksikan kekerasan, mereka beranggapan bahwa kekerasan ini merupakan hal biasa. Akhirnya, anak meniru juga melakukan kekerasan, termasuk tawuran,” papar Linda. Baca lebih lanjut